Jodoh, Dipilih atau Memilih?

PERTAMA:
Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya. Tahu darimana?

Allah meletakkan nama dua wanita mulia dalam Al Quran: Maryam dan Asiah. Kita tahu, Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiah adalah istri dari manusia yang sangat durhaka, Firaun. Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka? NO! Itulah mengapa, bagi wanita di zaman Rasulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh di dunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan di sisi Allah.

 

KEDUA:

Bagaimana pandangan tentang jodoh?

Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh: akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.

 

KETIGA:

Bagaimana tentang nasib dalam perjodohan?

Jodoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda keberkahannya.

Continue reading

Mengapa Ramadhan Begitu Istimewa?

Assalamu’alaikum sahabat muslimah. Alhamdulillah, inshaa Allah hanya dalam hitungan hari kita akan memasuki atmosfer Ramadhan. Bulan ini begitu istimewa, mungkin ada beberapa dari kita yang sudah memahami keistimewaannya. Namun, tentu tidak ada salahnya untuk me-refresh kembali ingatan kita mengenai keistimewaan bulan ini.

Ramadhan adalah bulan berkah, bulan sejuta hikmah, dan bulan kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Pendek kata, beruntunglah orang-orang yang bertemu dengan Ramadhan dan bisa berbuat kebajikan di dalamnya. Kemuliaan dan keberkahan Ramadhan telah disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya.

“Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban. Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang di mana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR Khuzaimah).

Dari hadis di atas, ada beberapa keutamaan Ramadhan.

Pertama, syahrul azhim (bulan yang agung). Azhim adalah nama dan sifat Allah. Namun, juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Ramadhan mulia dan agung, karena Allah sendiri telah mengagungkan dan memuliakannya.

Kedua, syahrul mubarak. Bulan ini penuh berkah, berdayaguna dan bermanfaat. Detik demi detik, waktu yang berjalan pada bulan suci ini, ia bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga bagi orang beriman. Karena semuanya diberkahi dan amal ibadahnya dilipatgandakan.

Ketiga, syahru shiyam. Pada bulan Ramadhan dari awal hingga akhir kita menegakkan satu dari lima rukun (tiang) Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa).

Keempat, syahru nuzulil qur’an.

“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan (pembeda).” (Al-Baqarah [2]: 185).

Kelima, syahrul musawwah (bulan santunan). Di bulan Ramadhan sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk saling bederma, berkasih sayang dengan sesamanya yang keadaannya jauh memprihatinkan daripada kita.

Keenam, syahrus shabr (bulan sabar). Bulan Ramadhan melatih jiwa Muslim untuk senantiasa sabar tidak mengeluh dan tahan uji. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual, dan operasional. Orang bersabar akan bersama Allah sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah surga. Semoga semua bisa memanfaatkan momentum Ramadhan ini untuk memperbanyak  ibadah kepada Allah. Amin.

http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/08/15/130204-enam-keutamaan-bulan-ramadhan  (dengan beberapa perubahan)

Olahraga Saat Puasa?

MENYAMBUT bulan Ramadhan, umat Muslim berpuasa menahan lapar dan dahaga. Nah, waktu ini kerap dijadikan alasan bersantai dan melakukan kegiatan lebih ringan dari biasanya. Eits, tunggu dulu. Puasa bukan berarti bermalas-malasan, dengan dalih takut lemas dan menghabiskan energi.

Ingat, terlalu banyak tidur justru akan membuat badan loyo dan kurang stamina. Kalau pada hari biasa kita terbiasa olah raga, teruskan saja kebiasaan itu. Karena kalau tiba-tiba dihentikan, akan berpengaruh pada bobot tubuh.

Sedangkan buat Anda yang tak terbiasa olah raga, tak ada salahnya ‘kan berolah raga selama bulan puasa? Selain menjaga kebugaran tubuh, menjaga kestabilan bobot tubuh. Ya, jadi olah raga ketika puasa tetap disarankan. Bedanya, waktu dan jenis olah raganya.

 

Kapan Berolahraga Saat Puasa?

Ada beberapa pilihan waktu berolahraga saat puasa. Pada umumnya ahli medis menyarankan berolahraga satu jam sampai setengah jam sebelum berbuka, karena di waktu ini biasanya cuaca tidak begitu panas. Akibatnya, kondisi fisik seperti memulih, dan cairan tubuh serta energi yang dikeluarkan saat latihan akan segera tergantikan saat berbuka. Bagi mereka yang bertanggung jawab menyiapkan hidangan untuk berbuka puasa, maka hal ini dapat disiasati dengan menyelesaikan semua pekerjaan sebelum waktu olahraga yang direkomdasikan ini.

 

Porsi Olahraga Saat Puasa

Porsi latihan yang tepat sangatlah penting artinya bagi tubuh kita. Jangan sampai olahraga malah memudaratkan tubuh. Alih-alih mendapat manfaat, kita justru terhindar dari yang ` (lebih utama) hanya untuk mendapatkan yang mafdhul (yang kurang keutamaannya).

Bila olahraga terlalu berat, bisa jadi kita menjadi kelelahan, dan akibatnya kita tidak dapat menjalankan shalat tarawih dan tilawah al-Qur’an di malam hari. Lebih parah lagi, kalau sampai olahraga menyebabkan orang membatalkan puasanya karena tidak kuasa menahan haus atau lapar. Tujuan olahraga di masa puasa (bagi yang tidak berprofesi di bidang olahraga) adalah memelihara kebugaran tubuh, dan bukan untuk meningkatkannya, sehingga kita perlu menyesuaikan frekuensi, durasi, dan intensitasnya.

Sebagian dokter menyarankan untuk mengejar target denyut jantung/nadi olahraga sekitar 50-85% dari denyut jantung maksimal kita (220 – usia saat ini). Misalkan usia kita 30 tahun, maka denyut nadi maksimalnya adalah 220-30 = 190 kali/menit. Maka target denyut nadi olahraga adalah antara 95-161 denyut/menit. Artinya, jika denyut nadi tidak dapat mencapai 95 kali/menit, maka latihan yang dilakukan tidak dapat memperbaiki daya tahan (endurance) kardiovaskuler/jantungnya, sehingga tidak dapat memelihara kesegaran jasmani kita. Sementara itu, jika denyut nadinya sampai melebihi 161 kali/menit, hal ini dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat membahayakan kesehatan. Wallahu a’lam.

Kita dapat menghitung denyut nadi dengan meraba pergelangan tangan kita dengan ketiga jari (jari telunjuk, tengah dan jari manis) tangan lainnya. Pergelangan tangan yang diraba adalah dekat ibu jari.

Frekuensi olahraga sebaiknya tergantung dari kebiasaan sebelumnya. Bila kita biasa berolahraga 4 kali sepekan, maka frekuensinya dapat dikurangi menjadi 2 kali sepekan. Akan tetapi, jika frekuensinya biasa dilakukan setiap hari, maka bisa dikurangi menjadi 3-4 kali/pekan, dengan porsi latihan 40-50% lebih ringan dari biasanya, bila kita sekedar menjaga kebugaran dan tidak sedang dalam satu program latihan tertentu.

 

Untuk Pemula dan yang Telah Biasa Berolahraga

Untuk pemula atau yang belum pernah berolahraga, cukup melakukan latihan selama 30 menit dalam sehari. Untuk seseorang yang sebelumnya rutin berolahraga, durasi latihan disesuaikan dengan tujuan programnya. Misalkan untuk melangsingkan badan, intensitasnya sedang saja, sekitar 45-60 menit. Sementara itu, bagi seorang atlet atau orang yang terbiasa berolahraga berat, maka waktu terbaiknya adalah mulai sekitar pukul 20.30, dengan maksud untuk mengondisikan lambung agar siap dengan latihan tersebut.

 

Jenis Olahraga

Sebagian ahli kesehatan tidak membatasi jenis latihan yang dapat dilakukan ketika menjalani puasa, namun tidak dianjurkan berolahraga yang terlalu berat dan banyak membuang keringat, misalnya seperti tenis lapangan, lari marathon, atau aerobik yang berjenis high impact. Sebagian ahli menyarankan memilih untuk berjalan kaki atau bersepeda, sementara sebagian lainnya menyarankan stretching (peregangan) yang bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah, meredakan emosi, dan menenangkan pikiran, insya Allah.

Nb: Disarikan dari berbagi sumber

Sehat ala Rasulullah SAW

Seperti kata pepatah, sehat itu mahal mbabro/masbro… ahh iya juga, coba aja kalau kita bernafas dengan harus bayar oksigennya, hayooo wani piro?? Yuk ahh kita simak artikel berikut.

 

Sehat ala Rasulullah SAW

Berdasarkan sejarah hidup baginda Rasulullah, disebutkan bahwa beliau hanya dua kali penderita sakit, yang pertama setelah menerima wahyu di Gua Hira. Penerimaan wahyu tersebut mendadak membuat Rasulullah demam karena mengalami ketakutan. Sedang sakit kedua yang dialami Rasulullah yaitu pada saat menjelang beliau meninggal. Fakta tersebut membuktikan bahwa Rasulullah memiliki ketahanan fisik yang luar biasa. Sementara kondisi alam di Jazirah Arab ketika itu sangat keras, tandus, panas di siang hari dan dingin di malam hari.

Sebagian dari kita pasti sudah sering mendengar istilah pola hidup sehat. Dalam ajaran Islam pola hidup sehat juga sudah dikenalkan oleh Rasulullah Muhammad Saw. Ajaran pola hidup yang sehat mencerminkan pribadi yang kuat. Masalah kesehatan juga tertera dalam kitab suci Al-Quran yaitu

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus: 57).

Ada dua pola hidup sehat yang menonjol dan relevan dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat yakni kesehatan individu dan masalah pengaturan gizi kesehatan. Dan berikut adalah beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh Rasulullah:

 

1. Makan secukupnya

Telah termaktub dalam surat cintaNya QS. Thaha ayat 81: Artinya: “Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia”

Makan secukupnya sesuai dengan kadar kemampuan lambung kita untuk menampungnya dan memprosesnya menjadi energi, juga tak boleh makan terlampau sedikit karena kita akan cepat kehabisan energi dan akhirnya lemas saat beraktivitas. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasul menyatakan bahwa hendaknya manusia hendaknya menjaga keseimbangan tubuhnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

Sebagaimana Sabda Rasul:

“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”.

 

2. Tidur yang cukup

Setelah seharian beraktivitas, tubuh kita perlu beristirahat. Tidur yang cukup untuk ukuran orang dewasa adalah sekitar 6-8 jam. Tidur cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita, apalagi untuk kita yang berstatus sebagai pekerja, Tidur cukup dapat meningkatkan daya konsentrasi saat bekerja. Kalau tubuh kita kekurangan tidur, maka kita akan sulit untuk berkonsentrasi, tubuh kita terasa lemas, dan sulit untuk berpikir jernih. Rasulullah membiasakan dirinya tidur segera selesai menunaikan shalat Isya dan bangun lebih cepat di sepertiga malam terakhir (dini hari) untuk melaksanakan shalat malam hingga menjelang masuk azan Subuh.

 

3. Berolahraga

Dengan berolahraga, maka peredaran kita akan menjadi lancar, pembakaran kalori menjadi energi bisa menjadi optimal. Banyak berolahraga dapat menjauhkan kita dari berbagai macam penyakit, karena itu kita tak boleh malas dalam berolahraga. Minimal satu kali satu minggu, untuk menyeimbangkan gerak otot dan memperlancar asupan oksigen ke dalam otak sehingga meningkatkan daya konsentrasi. Rasulullah biasa berjalan kaki ke bukik-bukit dan terus berlatih meningkatkan keterampilan berkuda dan memanahnya. Dan Rasulullah menyuruh umatnya membiasakan berolahraga semenjak kanak-kanak sebagaimana sabdanya ,

“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah”(HR. Bukhari/Muslim)

 

4. Bangun pagi atau subuh

Ketika fajar menjelang, atau ketika subuh. Udara masih bersih dari polusi, sehingga sangat bagus untuk kesehatan paru-paru. Bangunlah lebih pagi untuk mendapatkan asupan udara bersih bagi paru-paru kita. Dengan bangun lebih pagi, kita juga bisa merencanakan apa yang akan kita lakukan secara lebih cermat dan tak terburu-buru. Agar bisa bangun lebih pagi, maka kita pun harus bisa tidur lebih awal.

 

5. Puasa Senin-Kamis

Selain berpahala, dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis memberikan waktu bagi lambung kita untuk beristirahat. Bayangkan, setiap hari lambung kita disuruh bekerja keras untuk mencerna makanan setiap pagi, siang dan malam. Saat berpuasa, lambung kita akan beristirahat dan memproses makanan yang belum tercerna sebelumnya, juga dapat menyaring racun yang mungkin tersimpan dalam tubuh kita karena proses pencernaan makanan yang kurang sempurna.

 

6. Menjaga Kebersihan

Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya dalam gaya hidup sehat adalah menjaga kebersihan. Tempat yang kotor rentan menyebabkan penyakit, maka dari itu Islam sangat menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri, tempat tinggal, dan juga pakaian. Berwudhu minimal 5x sehari, bershiwak sebelum shalat 5 waktu , serta mandi hadats besar / junub akan menjadikan umat Islam selalu menjaga kebersihan dirinya. Bahkan Rasulullah sendiri juga mengatakan bahwa kebersihan itu merupakan sebagian daripada iman. Maka, dengan menjaga kebersihan juga akan berdampak positif bagi kesehatan kita.

 

7. Mengkonsumsi kurma dan madu

Pada aspek pengendalian gizi, Rasulullah selalu menjaga makanan yang dikonsumsinya. Dalam hidupnya Rasulullah kerap mengonsumsi kurma baik kurma kering maupun kurma basah. Anjuran mengonsumsi kurma beberapa kali disebutkan dalam Al-Quran, seperti pada Surat Ar-Rad: 4,

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”

 

Semasa hidup Rasulullah senantiasa peduli pada kesehatan, baik kesehatan pribadinya maupun kesehatan umatnya. Ajarannya beliau pada aspek kesehatan lebih banyak menitik beratkan pada pola pencegahan daripada pengobatan. Gaya hidup sehat Rasulullah lebih mengacu pada pengendalian gizi makanan. Makanan Rasulullah terseleksi secara disiplin dan ketat, baik dari tingkat kehalalannya maupun kebaikannya. Ukuran kehalalan dinilai dari cara mendapatkanya secara halal (legal) dan berkaitan dengan urusan akhirat. Sedangkan kebaikan (thayyib) berkaitan dengan kandungan gizi pada makanan untuk dikonsumsi. Makanan yang kerap dikonsumsi Rasul selain kurma adalah madu untuk membersihkan pencernaan. Sebagaimana hadits beliau,

“Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yakni madu dan Al Quran” (HR Ibnu Majah dan Hakim).

 

Disunting dari berbagai sumber

Ada Apa di Balik Kurma?

Alhamdulillah, saat ini kita sudah memasuki bulan sya’ban, semoga Allah berkenan mengizinkan kita merasakan kembali nikmat Ramadhan. Nah, salah satu buah yang tidak asing selama Ramadhan adalah buah kurma. Kurma biasa menjadi hidangan pembuka kala berbuka, sebagaimana dalam hadist disebutkan

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan korma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan korma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air” (Hadits Riwayat Ahmad ) 

Sumber gambar: alifkorma.blogspot.com

Kira-kira ada khasiat apa ya di balik kurma? Hingga Rasulullah pun, mencontohkan untuk mengkonsumsinya. Berikut beberapa uraian khasiat dari buah kurma.

Allah Swt telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain. Allah menyebutkannya dalam Al-Qur’an dalam 20 tempat yang berbeda dengan memakai lafaz pohon kurma ; an-Nakhl, an-Nakhiil dan an-Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa dalam Al-Qur’an dan sebenar-benar perkataan adalah Kalamullah (Al-Qur’an Al-Karim). Allah telah menetapkan bahwasanya pohon kurma ada di bumi, kemudian Allah mengutamakannya dengan menyebutkan ciri-ciri pohon dan buah ini:

Allah berfirman:

“Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang memiliki kelopak mayang.” (Q.S. Ar-Rahman: 11)
Ibnu Katsir berkata, ”Allah menyebutkan buah kurma ini secara khusus karena kemuliaan dan manfaat yang dikandungnya, baik ketika masih basah maupun ketika telah kering.”

“Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun susun.” (Q.S. Qaaf: 10)

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Ra’du: 4)

Buah kurma mengandung banyak manfaat, di antaranya kurma sangat dianjurkan bagi perempuan yang hamil dan yang akan segera melahirkan. Bahkan Allah memerintahkan Maryam binti ‘Imran untuk memakan buah kurma ini ketika ia sedang nifas.

Dokter Muhammad an-Nasimi dalam kitabnya, ath-Thibb an-Nabawy wal ‘Ilmil Hadis (Pengobatan Ala Nabi dan Ilmu Modern) mengatakan: “Hikmah dari ayat ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan makanan dan minuman yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan jabang bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa sistolennya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Dan kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh.”

Keajaiban buah kurma dari Anas r.a., beliau berkata,

“Rasulullah SAW. berbuka puasa sebelum shalat dengan memakan kurma segar, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, dan kalau tidak ada beliau meminum beberapa teguk air.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Hal ini karena kurma mengandung semua unsur makanan pokok yang dibutuhkan tubuh, yaitu gula, protein, lemak, mineral, dan vitamin.

Disarikan dari berbagai sumber/republika

Si “manis” Berkhasiat

Siapa yang tidak kenal madu? Si “manis” berwujud cairan kental yang kerap kali digunakan sebagai bahan tambahan mengolah makanan, atau bisa diminum langsung, juga dimanfaatkan sebagai obat. Manfaat dan khasiat madu sejatinya telah ada sejak dulu, dan tertulis dalam Al-Quran, seperti dikutip dalam ayat berikut :

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. (QS An- Nahl: 69).

Tidak hanya itu, manfaat madu sebagai obat juga terdapat dalam hadist Rasulullah

Dari Ibnu Abbas R.A. dari Rasulullah S.A.W. : ”Kesembuhan dari penyakit itu dengan melakukan tiga hal : berbekam, minum madu dan dibakar dengan besi panas. Tetapi aku melarang umatku membakar dengan besi panas itu”. (HR. Shahih Bukhari)

Nah, berikut adalah beberapa manfaat madu

Sumber gambar: peternakan.kaltimprov.go.id

Dalam bukunya yang berjudul, “Makanan – Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi,” Dr. Hj. Tien Chudrin Tirtawinata Sp.GK menjabarkan beberapa cara untuk memanfaatkan madu sebagai obat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Madu sebagai obat batuk pilek.

Siapkan jeruk lemon atau satu jeruk nipis dan 2 sendok makan madu. Jeruk diperas, lalu air jeruk dicampur dengan madu. Tambahkan air hangat sampai menjadi satu gelas, minum sedikit-sedikit. Efek ramuan tersebut adalah untuk membantu melonggarkan batuk (ekspektoransia) dan menghilangkan rasa gatal-gatal di kerongkongan.

2. Madu sebagai obat luka dan luka bakar.

Madu dapat dimanfaatkan untuk mengobati luka ringan, borok, luka bakar yang terbuka. Madu dioleskan di atas luka secara merata, lalu ditutup dengan kain kasa yang steril, kemudian dibalut dengan kain pembalut.

Beberapa sifat madu adalah antibakteri dan higrokopis, yaitu menghisap air dari sekelilingnya. Karena menghisap air dari cairan luka, maka madu menjadi encer dan menyebabkan enzim glukosa-oksidase bekerja aktif dan menghasilkan asam glukonik dan hidrogen peroksida (H2O2).

Hidrogen peroksida ini sangat labil dan terurai menjadi air (H2O) + O (oksigen nasendi) yang memunyai sifat antibakteri yang sangat ampuh, sehingga luka tidak akan terkena infeksi. Dalam waktu kurang lebih 5 hari, luka mulai mongering dan mulai tumbuh jaringan baru. Keuntungan dari pengobatan dengan madu ini ialah kain kasa tidak melengket pada kulit atau pada luka, sehingga mudah menggantinya.

3. Madu sebagai suplemen untuk penambah berat badan

Satu gelas susu dan satu atau dua sendok makan madu, susu – panas atau dingin sesuai selera – dicampur dengan madu, diminum sebelum tidur malam. Efek pengonsumsian susu dengan madu adalah agar tidur menjadi nyenyak, sehingga badan merasa segar waktu bangun pagi. Berat badan dapat meningkat dengan asumsi makanan sehari-hari sudah memenuhi syarat yang dianjurkan, yaitu “menu sehat dan seimbang.”

 

Sumber: Makanan – Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi, Terbitan FKUI dengan beberapa perubahan

30 Tahun Mendatang Anak Kita

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Jangan remehkan dakwah kepada anak-anak! Jika telah terikat hatinya dengan Islam, mereka akan mudah bersungguh-sungguh menetapi agama ini setelah dewasa. Jika engkau siapkan mereka untuk siap menghadapi kesulitan, maka kelak mereka tak mudah ambruk hanya karena langkah mereka terhalang oleh kendala-kendala yang menghadang. Tetapi jika engkau salah membekali, mereka akan menjadi beban bagi ummat ini di masa yang akan datang. Cemerlangnya otak sama sekali tidak memberi keuntungan jika hati telah beku dan kesediaan untuk berpayah-payah telah runtuh.

Maka, ketika engkau mengurusi anak-anak di sekolah, ingatlah sejenak. Tugas utamamu bukan sekedar mengajari mereka berhitung. Bukan! Engkau sedang berdakwah. Sedang mempersiapkan generasi yang akan mengurusi umat ini 30 tahun mendatang. Dan ini pekerjaan sangat serius. Pekerjaan yang memerlukan kesungguhan berusaha, niat yang lurus, tekad yang kuat serta kesediaan untuk belajar tanpa henti.

Karenanya, jangan pernah main-main dalam urusan ini. Apa pun yang engkau lakukan terhadap mereka di kelas, ingatlah akibatnya bagi dakwah ini 30 40 tahun yang akan datang. Jika mereka engkau ajari curang dalam mengerjakan soal saja, sesungguhnya urusannya bukan hanya soal bagaimana agar mereka lulus ujian. Bukan. Yang terjadi justru sebaliknya, masa depan umat sedang engkau pertaruhkan!!! Tidakkah engkau ingat bahwa induk segala dusta adalah ringannya lisan untuk berdusta dan tiadanya beban pada jiwa untuk melakukan kebohongan.

Maka, ketika mutu pendidikan anak-anak kita sangat menyedihkan, urusannya bukan sekedar masa depan sekolahmu. Bukan. Sekolah ambruk bukan berita paling menyedihkan, meskipun ini sama sekali tidak kita inginkan. Yang amat perlu kita khawatiri justru lemahnya generasi yang bertanggung-jawab menegakkan dien ini 30 tahun mendatang. Apa yang akan terjadi pada umat ini jika anak-anak kita tak memiliki kecakapan berpikir, kesungguhan berjuang dan ketulusan dalam beramal?

Maka…, ketika engkau bersibuk dengan cara instan agar mereka tampak mengesankan, sungguh urusannya bukan untuk tepuk tangan saat ini. Bukan pula demi piala-piala yang tersusun rapi. Urusannya adalah tentang rapuhnya generasi muslim yang harus mengurusi umat ini di zaman yang bukan zamanmu. Kitalah yang bertanggung-jawab terhadap kuat atau lemahnya mereka di zaman yang boleh jadi kita semua sudah tiada.

Continue reading

Bila Si Kecil Bersahabat dengan Internet

Teknologi di era kini nampaknya sudah semakin tak terbendung lagi. Begitu pula dengan keberadaan PC, komputer, laptop, atau notebook bahkan gadget di lingkungan keluarga sudah bukan barang mewah lagi. Si kecil pun mulai berkenalan bahkan bisa mengoperasikan teknologi tersebut meski didampingi orangtuanya.

Sering kita lihat anak-anak yang masih TK atau SD sudah mahir menggunakan teknologi tersebut. Apalagi saat mereka mulai diperkenalkan dengan internet. Hal apapun bisa dicari dengan menggunakan internet, baik data ataupun informasi yang mendukung kegiatan sekolah.

Putra sulung saya, Danish (8) pun sudah diperkenalkan dengan komputer dan internet. Terlebih di sekolahnya, mata pelajaran TIK yang menggunakan komputer kerap ia terapkan di rumah. Ia sudah mulai mencoba menggambar dengan menggunakan komputer. Ditambah sekarang ia sudah bisa mencari game online di internet.

Danish seringkali memainkan game di Facebook menggunakan akun saya. Saya sengaja tidak membuatkan akun khusus untuknya karena mengingat usia Danish yang belum 13 tahun. Akitvitas game-nya di akun Facebook saya bisa dengan mudah saya pantau.

Kehadiran teknologi seperti komputer dan internet ini sesungguhnya bersifat netral. Namun teknologi berupa apapun tentu memiliki pengaruh positif dan negatif. Semua tergantung bagaimana kita memanfaatkan teknologi tersebut dengan bijak dan cerdas.

Continue reading

Ibu-ibu Luar Biasa dalam Sejarah Islam

Melahirkan merupakan tugas dan keutamaan seorang wanita, yang secara otomatis akan menjadi seorang ibu begitu ia melahirkan. Keutamaan ini memang diberikan Allah Swt khusus kepada kaum wanita.

Mendidik, apakah ia juga dikhususkan kepad kaum wanita saja? Tentu saja tidak. Mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab seorang ayah. Namun dalam kesehariannya, anak lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan ibunya. Oleh karena itu, baik buruknya si anak sangat tergantung dengan pendidikan yang diberikan dan ditanamkan oleh kedua orangtua, terutama ibu.

Peran Ibu dalam Melahirkan Generasi Qur’ani” tentu saja tidak lepas dari pembicaraan tentang sosok ibu yang shalihah yang dari rahimnya akan lahir generasi qur’ani tersebut. Sebelum menjadi ibu seorang wanita akan melewati fase-fase yang panjang. Bayi perempuan yang menggemaskan, gadis cilik yang lucu, remaja putri yang pandai menjaga pergaulannya, gadis shalihah yang siap menikah dan fase terakhir sebelum menjadi ibu adalah menjadi seorang istri. Berikut adalah kisah-kisah para ibu yang luar biasa dalam sejarah islam. Ibu-ibu yang tidak hanya melahirkan putra-putri, tapi juga mengasuh dan mendidik putra-putri yang membawa kemashlahatan bagi umat.

Suatu hari Khalifah Umar ibn Khattab berjalan-jalan di malam hari di kota Madinah untuk mengontrol situasi kota Madinah dan mengecek kebenaran berita para menteri dan walikota tentang keadaan rakyatnya.Saat itu Khalifah mengajak seseorang sebagai temannya.Ketika mereka akhirnya kecapaian, mereka pun bersandar di sebuah dinding rumah penduduk.

Continue reading

Dari Rumah Segalanya Bermula

Kekuatan itu berasal dari Rumah. Baitii jannatii.. “Rumahku, adalah Surgaku” Kata Baginda Rasulullah SAW. “Ketika kita tidak sukses dalam rumah kita, kita tidak akan pernah bangga dengan apapun yang kita capai di luar rumah kita”.

Terkadang meskipun orang-orang mengalami kesuksesan yang luar biasa di luar, namun mereka masih mengalami kehampaan dan keterasingan, karena ia tidak merasakan sukses itu di rumahnya.

Di sinilah, rumah menjadi asal muasal segalanya, kehancuran juga kesuksesan. Lantas, bagaimanakah di tengah kesibukan dan aktivitas kita, apakah itu berdakwah atau berbisnis, bisakah kita menjadikan rumah sebagai pusat kekuatan buat kita? Pusat dukungan, sekaligus pusat perhatian kita? Kita punya program, yaitu Family mainstreaming. Peng-arus utamaan keluarga. Semoga bukan sekedar program diatas kertas ya!

Tentunya kita ingat dengan prinsip menjadikan rumah kita sebagai HOME, yakni: -Help -Open -Motivate -Equally Apakah artinya?

Continue reading