Assalamu’alaikum Sahabat muslimah,,
Sejatinya kehidupan adalah sebuah proses belajar yang tak pernah usia, hingga tiba suatu masa kala Allah izinkan kita untuk bertemu dengan Nya. Nah, yang harus digaris bawahi “proses” adalah kata yang bermakna berkelanjutan atau berkesinambungan. Tulisan singkat dibawah ini, semoga bisa jadi sarana yang akan memperlancar “proses” pembelajaran kita untuk bisa jadi muslimah yang lebih baik. Sungguh tidak ada maksud untuk mempertanyakan apalagi menghakimi, namun sebagai ungkapan cinta kala Allah menjadikan kita bersaudari. Bagi yang sudah berhijab pun, semoga bisa menjadi sarana untuk menguatkan azzam agar senantiasa istiqamah.
Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai dengan kaki (termasuk didalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan lekuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar. Karena ia adalah perintah Allah SWT yang tentu didalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah SWT memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.
Seperti firman Allah SWT:
“Hai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu”.(QS. Al Ahzab:59)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda:
“Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, diatas kepala mereka (terdapat suatu) seperti punuk onta yg lemah gemulai. Laknatlah mereka! Sesunggunya mereka adalah wanita -wanita terlaknat.”(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad(2/33))
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga pernah bersabda:
“Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, Aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu seperti orang yg membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia dan para wanita yg berpakaian (tetapi ) telanjang, bergoyang berlenggak lenggok, kepala mereka (ada suatu) seperti punuk unta yg bergoyang goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan tidak mendapat baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.”(HR. Muslim, hadits no. 2128).
Continue reading →