Ibu-ibu Luar Biasa dalam Sejarah Islam

Melahirkan merupakan tugas dan keutamaan seorang wanita, yang secara otomatis akan menjadi seorang ibu begitu ia melahirkan. Keutamaan ini memang diberikan Allah Swt khusus kepada kaum wanita.

Mendidik, apakah ia juga dikhususkan kepad kaum wanita saja? Tentu saja tidak. Mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab seorang ayah. Namun dalam kesehariannya, anak lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan ibunya. Oleh karena itu, baik buruknya si anak sangat tergantung dengan pendidikan yang diberikan dan ditanamkan oleh kedua orangtua, terutama ibu.

Peran Ibu dalam Melahirkan Generasi Qur’ani” tentu saja tidak lepas dari pembicaraan tentang sosok ibu yang shalihah yang dari rahimnya akan lahir generasi qur’ani tersebut. Sebelum menjadi ibu seorang wanita akan melewati fase-fase yang panjang. Bayi perempuan yang menggemaskan, gadis cilik yang lucu, remaja putri yang pandai menjaga pergaulannya, gadis shalihah yang siap menikah dan fase terakhir sebelum menjadi ibu adalah menjadi seorang istri. Berikut adalah kisah-kisah para ibu yang luar biasa dalam sejarah islam. Ibu-ibu yang tidak hanya melahirkan putra-putri, tapi juga mengasuh dan mendidik putra-putri yang membawa kemashlahatan bagi umat.

Suatu hari Khalifah Umar ibn Khattab berjalan-jalan di malam hari di kota Madinah untuk mengontrol situasi kota Madinah dan mengecek kebenaran berita para menteri dan walikota tentang keadaan rakyatnya.Saat itu Khalifah mengajak seseorang sebagai temannya.Ketika mereka akhirnya kecapaian, mereka pun bersandar di sebuah dinding rumah penduduk.

Tak lama Khalifah Umar mendengar seorang ibu yang tinggal di rumah itu menyuruh anak gadisnya untuk mencampur susu yang akan mereka jual keesokan harinya dengan air. Si gadis menolak.“Apakah ibu tidak mendengar pesan Khalifah Umar agar kita tidak mencampur susu dengan air?” kata si anak gadis itu. Lantas sang ibu berkata, “Kau turuti sajalah perintahku, di sini sekarang tidak ada Khalifah” Lalu anaknya berkata, “Demi Allah, aku tidak akan melakukannya. Memang benar Khalifah saat ini tidak berada di sini, tapi bukankah Tuhan Khalifah selalu memperhatikan kita? Aku tidak mau berbuat maksiat kepada Allah, juga tidak mau melanggar peraturan dari Khalifah”

Umar bin Khattab yang mendengar perkataan si gadis shalihah tadi lantas pulang dan memanggil anaknya yang bernama ‘Ashim. Ia ingin menikahkan anaknya dengan gadis penjual susu tersebut. ‘Ashim setuju, maka si gadis penjual susu itu pun menjadi menantu seorang Khalifah yang terkenal dengan keadilannya, Umar bin Khattab. Hasil perkawinan yang penuh berkah ini melahirkan seorang putri yang shalihah yang kemudian dari rahimnya lahirlah seseorang yang terkenal bertaqwa, zuhud dan adil, Umar bin Abdul ‘Aziz.

Selain gadis penjual susu yang menjadi nenek Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz ini, masih banyak lagi nama-nama wanita yang tercatat dalam sejarah telah berhasil melahirkan dan mendidik generasi qur’ani. Beberapa di antaranya adalah Ummul Fadhl yang memiliki putra yang digelar al-bahr(lautan) karena keluasan ilmunya. Dialah Abdullah bin Abbas, yang mendapat doa dari Nabi Muhammad Saw, “Ya Allah pahamkanlah dia agama dan anugrahkan dia kemampuan dalam hal ta’wil” Dengan doa ini dan juga didikan Ummul Fadhl maka Abdullah bin Abbas menjadi ahli fiqh sekaligus ahli tafsir yang terkenal.

Ada lagi Al-Khansa’, yang merelakan bahkan mengharapkan kesyahidan keempat putranya dalam perang A-Qadisiyah melawan tentara Romawi.Kita juga mengenal Ummu Aiman, ibu asuh Rasulullah yang sangat setia dan mencintai Rasulullah. Fatimah binti Asad, wanita yang mendidik Nabi setelah Abdul Muthalib wafat. Dialah ibu dari pejuang yang gagah berani, Khalifah keempat Ali bin Abi Thalib, nenek dari dua pemuda pemimpin para pemuda surga Hasan ra dan Husain ra, ibu dari pahlawan gagah berani yang gugur sebagai syahid dalam perang Mu’tah, Ja’far bin Abu Thalib.

Selanjutnya ada pula Ummu Sulaim, yang mas kawinnya ketika ia menikah adalah islamnya sang calon suami. Dia adalah ibu dari Anas bin Malik, seorang tokoh periwayat hadits Nabi Saw. Sungguh besarlah peran Ummu Sulaim ini yang telah mendidik Anas bin Malik dengan iman dan taqwa sejak ia masih kecil.

Ada lagi Ummu Umarah, wanita gagah yang terjun langsung dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah Saw, di antaranya perang Uhud, Khaibar, Hunain, dan perang Yamamah menumpas kaum murtad. Dari rahimnya juga lahir seorang mujahid yang tak takut mati, Habib bin Zaid. Ia syahid karena dibunuh oleh Musailamah al Kadzab dengan memotong anggota tubuhnya satu persatu.

Masih ingat dengan ‘Asma’ binti Abu Bakar yang membantu mempersiapkan perjalanan hijrah ayahnya dan Rasulullah? Sahabat Rasul yang satu ini termasuk wanita pertama yang memeluk Islam.Dari rahimnyalah lahir bayi pertama yang dilahirkan di negeri hijrah, Madinah. ‘Asma’ binti Abu Bakar adalah istri dari Zubair bin Awwan, salah satu dari sepuluh sahabat yang dijanjikan surga, dan ibu Abdullah bin Zubair yang syahid di tangan al Hajjaj.

Kabsyah binti Rafi’, ibu dari seorang mujahid yang kematiannya mengguncangkan ‘Arsy di langit. Kabsyah binti Rafi’ dikenal dengan kunyah Ummu Sa’ad. Ketika terjadi perang Badar, dua putranya yakni Sa’ad bin Muadz dan ‘Amr bin Muadz ikut ke Badar untuk berjihad di jalan Allah. Ummu Sa’ad sangat bahagia dengan bergabungnya kedua putranya dalam peperangan tersebut. Dia tidak khawatir sedikitpun dengan kehilangan kedua anaknya tersebut jika mereka gugur di medan juang, dan semangat itu ditanamkannya kepada kedua anaknya sehingga mereka tidak gentar sedikitpun menghadari peperangan tersebut, meski jumlah pasukan muslimin sangat kecil dibanding pihak Quraisy.

Kita juga tak mungkin lupa dengan Sumayyah, wanita pertama yang syahid dalam Islam. Dia beserta suami dan anaknya dengan keimanan tinggi mempertahankan agama sampai nyawanya berpisah dengan jasad. Begitu juga dengan Shafiyyah binti Abdul Muthalib yang mendidik putranya Zubair bin Awwam dengan keras dan penuh keprihatinan. Ia mengajari Zubair yang ketika itu masih kecil menunggang kuda dan menggunakan senjata, serta mengarahkan Zubair agar permainannya terfokus untuk belajar memanah dan memperbaiki busur. Shafiyyah juga tidak segan-segan menyuruh putranya untuk melaksanakan tugas-tugas yang beresiko tinggi dan berbahaya.

Wanita merupakan ummul madrasah, madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Para ibu-ibu yang telah tercatat melahirkan generasi muslim yang luar biasa diatas, tentunya juga mempersiapkan dan membekali dirinya sedemikian rupa untuk mendidik putera/i nya. Semoga kita bisa mengambil ibrah dari para ibu-ibu luar biasa tersebut. Memotivasi kita untuk senantiasa mencari ilmu dan membekali diri, untuk mendidik generasi shalih/at penerus umat ini.

Wallahu’alam

Leave a comment