Repotnya Kala Si Bungsu Mau Tumbuh

Oleh: Drg. Deasy Rosalina, MMSc

Gusi menjadi bengkak, gigi tetangganya berlubang (karies), nyeri kepala sebagian, atau bahkan timbul kista. Tidur jadi tak nyenyak, makan enak pun tak bisa banyak-banyak. Duh, sulitnya kalau si gigi bungsu ini mau tumbuh!

Gigi geraham bungsu atau yang dikenal juga dengan wisdom teeth adalah gigi yang paling akhir tumbuh, yaitu sekitar usia 17 hingga 30 tahun. Gigi ini merupakan gigi geraham nomor tiga dari tiap sisi rahang. Pada kebanyakan orang di masa kini, gigi geraham bungsu ini sering mengalami kekurangan tempat di dalam rahang.

Akibatnya, si bungsu hanya mampu berdiam diri di dalam tulang rahang (tidak tumbuh/impaksi), atau kalaupun hendak memaksakan diri, ia akan berusaha tumbuh dalam posisi yang tak sempurna. Bisa tumbuh sebagian atau bisa juga tumbuh dalam posisi miring. Perkara-perkara itulah yang kemudian menyebabkan berbagai gejala atau sindrom tumbuhnya gigi bungsu seperti yang disebutkan di atas.

Jika demikian yang terjadi, bagaimanakah cara mengatasinya? Untuk meredakan peradangan yang terjadi pada gusi, berkumur dengan air garam hangat dapat menjadi satu solusi yang instan. Namun, tentunya hal tersebut tak bisa menyelesaikan inti permasalahan yang ada. Jika dua dari beberapa gejala di atas terjadi, berkonsultasi langsung ke dokter gigi adalah opsi yang terbaik. Besar kemungkinan, akan dilakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk mengetahui posisi si gigi bungsu. Kalau benar si bungsu ada dalam posisi yang tidak baik, untuk menghindari berlanjutnya gejala-gejala di atas, maka gigi tersebut perlu dicabut. Karena jika tidak akan dapat menimbulkan keluhan berulang di masa mendatang.

Tentunya, mencegah akan lebih baik daripada mengobati. Mencabut si bungsu yang tak mau tumbuh atau berposisi tidak baik, tak boleh ditunda hingga menimbulkan masalah di kemudian hari. Selain akan menjadi lebih sulit, penundaan pencabutan gigi bungsu di usia yang lebih lanjut akan lebih rumit dan memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama.

Rahasia di Balik Pedasnya Makanan Korea

Assalamu’alaikum sahabat Muslimah,

Sebagai orang indonesia, lidah kita biasanya cukup familiar dengan rasa makanan yang pedas. Ya, kebanyakan orang indonesia memang penyuka makanan pedas. Ketika menetep sementara di korea seperti sekarang ini, makanan pedas juga masih menjadi makanan favorit kebanyakan orang indonesia. Tapi makanan pedas ala korea, kadang punya rasa pedas yang unik, dan berberda dengan makanan indonesia. Nah, ada apakah di balik pedasnya makanan korea?

Gochujang jawabannya.  Gochujang, (고추장) adalah pasta cabai tradisional Korea yang telah difermentasi. Merupakan salah satu bahan penting dalam Masakan Korea, atau dapat digunakan langsung sebagai sambal. Bahan utamanya beras ketan, koji, cabai merah bubuk. Gochujang memiliki tingat kepedasan yang bervariasi, tergantung pada produsen pembuatnya. Biasanya digunakan dalam membuat Bibimbap, Tteokbokki, Bibimguksu dan lain-lain. Gochujang memiliki rasa yang unik dan khas, rasanya pedas disertai rasa manis dan gurih.

Gochujang memiliki banyak nutrisi yang berguna bagi tubuh seperti protein, vitamin B2, vitamin C dan beta karoten. Mengkonsumsi gochujang dipercaya dapat mengurangi lemak dan mencegah kegemukan, dikarenakan gochujang mengadung kapsiasin, zat yang terdapat dalam cabai. Serta beta-karoten dan vitamin C yang dipercaya dapat mencegah kanker.

 

Nah, berikut ada resep sederhana membuat gochujang sendiri

Bahan:

  • Air 6 liter
  • Bubuk gandum (bisa pakai tepung terigu, kalau bisa sih cari yang whole wheat flour) 450 gr
  • Tepung beras ketan 450 gr
  • Tepung kedelai 450 gr
  • Cabai bubuk (merah) 1 kg
  • Garam 350 gr
  • Madu 600 gr

Cara membuat:

  • Masak air hingga mendidih. Masukkan tepung terigu ke dalam kain, lalu celupkan terus menerus (seperti membuat teh celup) ke dalam air hingga semua tepung terigu larut sepenuhnya ke dalam air. Aduk sesekali.
  • Tuang tepung beras ketan ke dalam campuran ini, aduk hingga rata dan kental. Matikan api
  • Setelah 30 menit, nyalakan kompor kembali, aduk terus hingga adonan ini berkurang setengahnya, menjadi hanya 3 liter saja. Jangan lupa, suhu kompor sebaiknya tinggi, dan proses ini kira-kira memakan waktu hingga 45 menit.
  • Matikan api. Diamkan adonan semalaman.
  • Setelah semalam, tambahkan bubuk cabai dan tepung kedelai, aduk rata adonan liat ini. Diamkan 30 menit.
  • Terakhir, tambahkan madu dan garam, aduk rata kembali. Gochujang pun sudah siap disajikan 🙂

 

Nb: Disarikan dari berbagai sumber

 

Sehat ala Rasulullah SAW

Seperti kata pepatah, sehat itu mahal mbabro/masbro… ahh iya juga, coba aja kalau kita bernafas dengan harus bayar oksigennya, hayooo wani piro?? Yuk ahh kita simak artikel berikut.

 

Sehat ala Rasulullah SAW

Berdasarkan sejarah hidup baginda Rasulullah, disebutkan bahwa beliau hanya dua kali penderita sakit, yang pertama setelah menerima wahyu di Gua Hira. Penerimaan wahyu tersebut mendadak membuat Rasulullah demam karena mengalami ketakutan. Sedang sakit kedua yang dialami Rasulullah yaitu pada saat menjelang beliau meninggal. Fakta tersebut membuktikan bahwa Rasulullah memiliki ketahanan fisik yang luar biasa. Sementara kondisi alam di Jazirah Arab ketika itu sangat keras, tandus, panas di siang hari dan dingin di malam hari.

Sebagian dari kita pasti sudah sering mendengar istilah pola hidup sehat. Dalam ajaran Islam pola hidup sehat juga sudah dikenalkan oleh Rasulullah Muhammad Saw. Ajaran pola hidup yang sehat mencerminkan pribadi yang kuat. Masalah kesehatan juga tertera dalam kitab suci Al-Quran yaitu

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus: 57).

Ada dua pola hidup sehat yang menonjol dan relevan dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat yakni kesehatan individu dan masalah pengaturan gizi kesehatan. Dan berikut adalah beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh Rasulullah:

 

1. Makan secukupnya

Telah termaktub dalam surat cintaNya QS. Thaha ayat 81: Artinya: “Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia”

Makan secukupnya sesuai dengan kadar kemampuan lambung kita untuk menampungnya dan memprosesnya menjadi energi, juga tak boleh makan terlampau sedikit karena kita akan cepat kehabisan energi dan akhirnya lemas saat beraktivitas. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasul menyatakan bahwa hendaknya manusia hendaknya menjaga keseimbangan tubuhnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.

Sebagaimana Sabda Rasul:

“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”.

 

2. Tidur yang cukup

Setelah seharian beraktivitas, tubuh kita perlu beristirahat. Tidur yang cukup untuk ukuran orang dewasa adalah sekitar 6-8 jam. Tidur cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita, apalagi untuk kita yang berstatus sebagai pekerja, Tidur cukup dapat meningkatkan daya konsentrasi saat bekerja. Kalau tubuh kita kekurangan tidur, maka kita akan sulit untuk berkonsentrasi, tubuh kita terasa lemas, dan sulit untuk berpikir jernih. Rasulullah membiasakan dirinya tidur segera selesai menunaikan shalat Isya dan bangun lebih cepat di sepertiga malam terakhir (dini hari) untuk melaksanakan shalat malam hingga menjelang masuk azan Subuh.

 

3. Berolahraga

Dengan berolahraga, maka peredaran kita akan menjadi lancar, pembakaran kalori menjadi energi bisa menjadi optimal. Banyak berolahraga dapat menjauhkan kita dari berbagai macam penyakit, karena itu kita tak boleh malas dalam berolahraga. Minimal satu kali satu minggu, untuk menyeimbangkan gerak otot dan memperlancar asupan oksigen ke dalam otak sehingga meningkatkan daya konsentrasi. Rasulullah biasa berjalan kaki ke bukik-bukit dan terus berlatih meningkatkan keterampilan berkuda dan memanahnya. Dan Rasulullah menyuruh umatnya membiasakan berolahraga semenjak kanak-kanak sebagaimana sabdanya ,

“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah”(HR. Bukhari/Muslim)

 

4. Bangun pagi atau subuh

Ketika fajar menjelang, atau ketika subuh. Udara masih bersih dari polusi, sehingga sangat bagus untuk kesehatan paru-paru. Bangunlah lebih pagi untuk mendapatkan asupan udara bersih bagi paru-paru kita. Dengan bangun lebih pagi, kita juga bisa merencanakan apa yang akan kita lakukan secara lebih cermat dan tak terburu-buru. Agar bisa bangun lebih pagi, maka kita pun harus bisa tidur lebih awal.

 

5. Puasa Senin-Kamis

Selain berpahala, dengan berpuasa di hari Senin dan Kamis memberikan waktu bagi lambung kita untuk beristirahat. Bayangkan, setiap hari lambung kita disuruh bekerja keras untuk mencerna makanan setiap pagi, siang dan malam. Saat berpuasa, lambung kita akan beristirahat dan memproses makanan yang belum tercerna sebelumnya, juga dapat menyaring racun yang mungkin tersimpan dalam tubuh kita karena proses pencernaan makanan yang kurang sempurna.

 

6. Menjaga Kebersihan

Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya dalam gaya hidup sehat adalah menjaga kebersihan. Tempat yang kotor rentan menyebabkan penyakit, maka dari itu Islam sangat menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri, tempat tinggal, dan juga pakaian. Berwudhu minimal 5x sehari, bershiwak sebelum shalat 5 waktu , serta mandi hadats besar / junub akan menjadikan umat Islam selalu menjaga kebersihan dirinya. Bahkan Rasulullah sendiri juga mengatakan bahwa kebersihan itu merupakan sebagian daripada iman. Maka, dengan menjaga kebersihan juga akan berdampak positif bagi kesehatan kita.

 

7. Mengkonsumsi kurma dan madu

Pada aspek pengendalian gizi, Rasulullah selalu menjaga makanan yang dikonsumsinya. Dalam hidupnya Rasulullah kerap mengonsumsi kurma baik kurma kering maupun kurma basah. Anjuran mengonsumsi kurma beberapa kali disebutkan dalam Al-Quran, seperti pada Surat Ar-Rad: 4,

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”

 

Semasa hidup Rasulullah senantiasa peduli pada kesehatan, baik kesehatan pribadinya maupun kesehatan umatnya. Ajarannya beliau pada aspek kesehatan lebih banyak menitik beratkan pada pola pencegahan daripada pengobatan. Gaya hidup sehat Rasulullah lebih mengacu pada pengendalian gizi makanan. Makanan Rasulullah terseleksi secara disiplin dan ketat, baik dari tingkat kehalalannya maupun kebaikannya. Ukuran kehalalan dinilai dari cara mendapatkanya secara halal (legal) dan berkaitan dengan urusan akhirat. Sedangkan kebaikan (thayyib) berkaitan dengan kandungan gizi pada makanan untuk dikonsumsi. Makanan yang kerap dikonsumsi Rasul selain kurma adalah madu untuk membersihkan pencernaan. Sebagaimana hadits beliau,

“Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yakni madu dan Al Quran” (HR Ibnu Majah dan Hakim).

 

Disunting dari berbagai sumber

Dibuang-Sayang , Resep : Udang

Oleh: Ummi Abdissalam

Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi resep berbahan dasar udang. Udang memang makanan yang rendah kalori dan lemak jenuh, akan tetapi kandungan kolesterolnya cukup tinggi. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, walaupun mengandung kadar kolesterol yang cukup tinggi namun saat dikonsumsi, udang tidak langsung menaikkan kadar kolesterol secara keseluruhan. Memang, terjadi peningkatan LDL yaitu kolesterol jahat, namun kadar HDL yang merupakan kolesterol baik juga meningkat. Jika Anda takut pada kolesterolnya, bakar atau kukus hidangan udang dan nikmati beragam manfaatnya untuk kesehatan Anda.

Resep udang berikut cukup simple, yaitu Tempura Udang

Bahan :

–          Udang agak besar, bersihkan, sisihkan kepala dan kulitnya (sisakan ujung ekornya)

–          Twikim karu

–          Air dingin/air es

–          Kuning telur

–          Merica+garam secukupnya

 

Cara membuat

–          Siapkan udang, kerat bagian perutnya,

–          Twikim karu+air+merica+garam+telur, campur dan aduk sampai jadi adonan yg kental.

–          Celupkan udang dalam adonan, lalu goreng hingga berwarna keemasan (usahakan seluruh bagian udang terendam minyak).

–          Angkat Tiriskan, dan sajikan.

Bingung nih kepala udangnya diapain ya?? Sayang euy klo langsung dibuang. Yg punya miaw, bisa langsung digoreng ini kepala udang, kasih miaw deh. pasti deh seneng si miaw. Atauuuuu bisa juga buat gantiin terasi pas bikin sambel loh. Caranya, kepala udang di goreng dulu, agak kering. Begitu juga dengan bahan-bahan sambel lainnya. Trus di blender,atau di uleg jg bisa. Sajikan deh…yummy…

**********************************************************

Masih ditunggu loh, resep dari teman2 muslimah lainnya.

Kisah Julaibib

Oleh: Ninda Ekaristi

Julaibib, begitu dia biasa dipanggil. Julaibib yang tersisih. Tampilan fisik dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya jelek terkesan sangar. Pendek. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak tangan. Abu Barzah, pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, “Jangan pernah biarkan Julaibib masuk diantara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!”

Demikianlah Julaibib.

Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhluq pun bisa menghalangi. Julaibib menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaf terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah ia tiada, tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi saw. “Julaibib”, begitu lembut beliau memanggil, “Tidakkah engkau menikah?”

“Siapakah orangnya Ya Rasulullah”, kata Julaibib, “yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”

Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama. “Julaibib, tidakkah engkau menikah?”. Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut.

Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi menggamit lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. “Aku ingin”, kata Rasulullah pada si empunya rumah, “menikahkan putri kalian.”

“Betapa indahnya dan betapa barakahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa sang Nabi lah calon menantunya. “Ooh.. Ya Rasulullah,ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami.”

“Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah, “ku pinang putri kalian untuk Julaibib”

“Julaibib?”, nyaris terpekik ayah sang gadis

“Ya. Untuk Julaibib.”

“Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat. “Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini”

“Dengan Julaibib?”, istrinya berseru,  “Aku siap memberikan leherku untuk Julaibib… ! Tidak. Demi Allah! Aku tidak akan menikahkan putriku dengan Julaibib. Padahal, kita telah menolak lamaran si fulan dan si fulan…” katanya lagi.

Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun, “Siapa yang meminta?”

Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.

“Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku”. Sang gadis yang shalehah lalu membaca ayat ini :

“Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab : 36)

Dan sang Nabi dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis shalihah, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Jangan Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah..”

Doa yang indah.

***

Kita belajar dari Julaibib untuk tidak merutuki diri sendiri, untuk tidak menyalahkan takdir, untuk menggenapkan pasrah dan taat pada Allah dan RasulNya. Tak mudah menjadi Julaibib. Hidup dalam pilihan-pilihan yang sangat terbatas.

Urusan kita sebagai hamba memang taat kepada Allah. Lain tidak! Jika kita bertakwa padaNya, Allah akan bukakan jalan keluar dari masalah-masalah yang di luar kuasa kita.

Urusan kita adalah taat kepada Allah. Lain tidak!

***

Maka benarlah doa sang Nabi. Maka Allah karuniakan jalan keluar baginya. Maka kebersamaan di dunia itu tak ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang istri shalehah dan bertaqwa, tapi bidadari telah terlampau lama merindukannya. Julaibib telah dihajatkan langit mesti tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni surga daripada dunia yang bersikap tak terlalu bersahabat padanya.

Saat syahid, Sang Nabi begitu kehilangan. Tapi ia akan mengajarkan sesuatu kepada para sahabatnya. Maka ia bertanya diakhir pertempuran. “Apakah kalian kehilangan seseorang?”

“Tidak Ya Rasulullah!”, serempak sekali. Sepertinya Julaibib memang tak beda ada dan tiadanya di kalangan mereka.

“Apakah kalian kehilangan seseorang?”, Sang Nabi bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu.

“Tidak Ya Rasulullah!”. Kali ini sebagian menjawab dengan was-was dan tak seyakin tadi. Beberapa menengok ke kanan dan ke kiri.

Rasulullah menghela nafasnya. “Tetapi aku kehilangan Julaibib”, kata beliau.

Para sahabat tersadar.

“Carilah Julaibib!”

Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di seputarannya ada tujuh jasad musuh yang telah ia bunuh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri memandangi mayatnya, lalu berkata,

”Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia dari golonganku dan aku dari golongannya.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membopongnya di atas kedua lengannya dan memerintahkan mereka agar menggali tanah untuk menguburnya.

Anas bertutur, “Kami pun menggali kubur, sementara Julaibib radhiallahu ‘anhu tidak memiliki alas kecuali kedua lengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga ia digalikan dan diletakkan di liang lahatnya.”

Anas radhiallahu ‘anhu berkata, “Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah orang Anshar yang lebih banyak berinfak daripada istrinya. Kemudian, para tokoh pun berlomba melamarnya setelah Julaibib…”Benarlah,

Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itu adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (An-Nur: 52).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda, sebagaimana dalam ash-Shahih, “Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang engan itu?” Beliau bersabda, “Barangsiapa taat kepadaku, maka ia masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku berarti ia telah enggan.”

Peristiwa ini sangat besar hikmahnya. Julaibib sebenarnya seorang pahlawan ulung walaupun rupanya tak rupawan. Dia akhirnya syahid ketika menyertai peperangan bersama Rasulullah SAW. Baginda sendiri yang menguburkan jenazahnya. Isterinya setelah itu menjadi terhormat sepeninggalannya.

Tatkala dia menerima ketentuan Allah dan Rasul-Nya, pandangannya jauh ke depan. Dia tidak sedikit pun buruk sangka dengan Rasulullah SAW yang menjodohkannya dengan Julaibib yang terkenal tiada rupa. Malahan dia sadar, itulah jodohnya yang sesuai buat dirinya. Dia tahu sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dan kasih sayang Allah lebih dari sayangnya seorang ibu terhadap anaknya. Jadi tentulah Allah tidak hendak menyia-nyiakan hidupnya dengan menjodohkannya dengan Julaibib. Sudah pasti ada hikmah besar di sebalik perkahwinan itu nanti. Sebab itulah dia ridha dengan pilihan Rasulullah SAW untuk dirinya.

Begitulah ketinggian imannya, dia menghargai pilihan Rasulullah yang mana dia yakin tentu Rasulullah tidak akan membuatnya terhina dengan menikahkanya dengan Julaibib. Demikianlah yang sepatutnya kita contoh. Bilamana ada orang datang meminang, janganlah dipentingkan sangat tentang rupa dan kedudukannya, tetapi utamakanlah tentang akhlak, ilmu dan agama yang ada pada dirinya. Agar dengan itu bukan saja dia dapat memberi kebahagiaan di dunia bahkan suami yang beriman dapat membimbing isteri dan keluarganya untuk mencapai kebahagiaan yang lebih hakiki di Akhirat kelak.

 

dari berbagai sumber 

Sudahkah Anda Suka Kimchi?

Siapa yang tidak kenal kimchi? Sebagai perantau di Negeri sonata, pastinya panganan yang satu ini sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Bagimana tidak, makanan ini hampir selalu ada, terhidang    mendampingi menu utama. Nah, meskipun sudah akrab dengan kehidupan kita, sering kali kimchi belum akrab dengan lidah kita. Rasanya yang unik, agak asam, dan pedas, tergolong aneh bagi kita lidah indonesia. Padahal dibalik rasanya itu, kimchi memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan.

Jenis sayur yang dapat dijadikan Kimchi beraneka ragam, sesuai selera sang pembuatnya. Namun, sayur yang paling dikenal di luar korea sebagai bahan dasar Kimchi adalah sawi putih dan lobak, yang dicampur bawang putih, bawang merah, daun bawang, cumi-cumi, tiram atau makanan laut lain, jahe, garam, gula, dan tentunya bubuk cabai merah.

Kimchi difermentasikan dalam temperatur yang rendah. Proses pembuatannya alami sehingga tercipta sayuran segar yang baik untuk tubuh.  Strain bakteri asam laktat yang menghasilkan bakteriosin dari kimchi diberi nama Lactobacillus kimchi. Bakteri ini menghasilkan asam laktat yang lebih tinggi dari yoghurt. Asam laktat berfungsi untuk memperkaya rasa dan membasmi bakteri-bakteri serta virus yang berbahaya. Singkatnya, Kimchi mengandung zat anti bakteri. Kandungan asam laktat yang tinggi tersebut juga baik untuk pencernaan.

Kimchi berkalori rendah, berserat tinggi, dan mengandung banyak vitamin, antara lain vitamin A, vitamin B1 (Thiamin), vitamin B2 (riboflavin), kalsium, dan zat besi.

Secara keseluruhan, manfaat yang didapat dari Kimchi antara lain:

  1. Meningkatkan kekebalan
  2. Mencegah kanker
  3. Melancarkan metabolime tubuh
  4. Mencegah penyakit oleh virus seperti radang usus dan penyakit lambung.
  5. Kandungan selulosanya mengobati sembelit
  6. Kandungan cabainya mencegah stroke, penyumbatan pembuluh darah, dan gangguan jantung koroner.

Berbagai khasiat diatas membuat Kimchi dinyatakan sebagai salah satu dari lima makanan tersehat di dunia versi Health Magazine.

 

Disarikan dari berbagai sumber

Apa itu Lesitin??

Lesitin merupakan salah satu bahan pengemulsi makanan. Bahan ini dapat berasal dari bahan nabati (tumbuhan) dan dapat pula dari bahan hewani.

Dalam aplikasinya, lesitin berada dalam kuning telur dan paling sering digunakan sebagai agen emulsifier yang dapat mencampur minyak dan air, seperti pada mayones.

Bahan nabati yang paling sering dipakai dan disukai karena kualitasnya adalah kedelai, sehingga digunakan istilah Soy Lechitine atau Soya Lechitine (Soja Lechitine). Dan, Bahan hewani yang paling sering dipergunakan adalah dari babi. Di samping karena kualitasnya yang paling baik, juga karena harganya relatif murah.

Hasil produk makanan yang menggunakan lesitin babi sangat bagus, rasanya gurih, nikmat, teksturnya lembut/ lunak, dll. Oleh karena teknologi makanan (bakery, dll) sudah sedemikian maju, maka apabila lesitin yang dipakai oleh suatu perusahaan berasal dari kedelai, maka mereka tidak akan mau ambil resiko produknya tidak akan laku dijual (dihindari konsumen muslim dan para vegeterian).

Untuk itu, apabila mereka menggunakan kedelai, maka akan langsung mencantumkan identitas ‘kedelai’ untuk mendampingi lesitin. Sehingga berhati-hatilah bila kita menjumpai suatu produk yang hanya ditulis ‘lesitin’ saja, tanpa embel-embel soja, soy, atau soya, atau kalau di Korea 대두 (baca: Daedu) karena bisa jadi lesitin tersebut berasal dari babi.

 

sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Lesitin
http://www.kabarislam.com/

Ada Apa di Balik Kurma?

Alhamdulillah, saat ini kita sudah memasuki bulan sya’ban, semoga Allah berkenan mengizinkan kita merasakan kembali nikmat Ramadhan. Nah, salah satu buah yang tidak asing selama Ramadhan adalah buah kurma. Kurma biasa menjadi hidangan pembuka kala berbuka, sebagaimana dalam hadist disebutkan

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan korma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan korma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air” (Hadits Riwayat Ahmad ) 

Sumber gambar: alifkorma.blogspot.com

Kira-kira ada khasiat apa ya di balik kurma? Hingga Rasulullah pun, mencontohkan untuk mengkonsumsinya. Berikut beberapa uraian khasiat dari buah kurma.

Allah Swt telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain. Allah menyebutkannya dalam Al-Qur’an dalam 20 tempat yang berbeda dengan memakai lafaz pohon kurma ; an-Nakhl, an-Nakhiil dan an-Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa dalam Al-Qur’an dan sebenar-benar perkataan adalah Kalamullah (Al-Qur’an Al-Karim). Allah telah menetapkan bahwasanya pohon kurma ada di bumi, kemudian Allah mengutamakannya dengan menyebutkan ciri-ciri pohon dan buah ini:

Allah berfirman:

“Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang memiliki kelopak mayang.” (Q.S. Ar-Rahman: 11)
Ibnu Katsir berkata, ”Allah menyebutkan buah kurma ini secara khusus karena kemuliaan dan manfaat yang dikandungnya, baik ketika masih basah maupun ketika telah kering.”

“Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun susun.” (Q.S. Qaaf: 10)

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Ra’du: 4)

Buah kurma mengandung banyak manfaat, di antaranya kurma sangat dianjurkan bagi perempuan yang hamil dan yang akan segera melahirkan. Bahkan Allah memerintahkan Maryam binti ‘Imran untuk memakan buah kurma ini ketika ia sedang nifas.

Dokter Muhammad an-Nasimi dalam kitabnya, ath-Thibb an-Nabawy wal ‘Ilmil Hadis (Pengobatan Ala Nabi dan Ilmu Modern) mengatakan: “Hikmah dari ayat ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan makanan dan minuman yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan jabang bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa sistolennya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Dan kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh.”

Keajaiban buah kurma dari Anas r.a., beliau berkata,

“Rasulullah SAW. berbuka puasa sebelum shalat dengan memakan kurma segar, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, dan kalau tidak ada beliau meminum beberapa teguk air.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Hal ini karena kurma mengandung semua unsur makanan pokok yang dibutuhkan tubuh, yaitu gula, protein, lemak, mineral, dan vitamin.

Disarikan dari berbagai sumber/republika

Edisi Rumah Tangga : Bukan Sekedar Pakaian

Oleh : Ust Budi Ashari [diambil dari parentingnabawiyah.com]

Apakah kita pernah menceritakan sesuatu yang tidak mengenakkan tentang isteri atau suami kita kepada orang lain ? Sesuatu yang seandainya di dengar oleh pasangan kita tersebut akan membuat dia marah ? Pastilah yang kita sebut itu adalah kekurangan yang terdapat dalam diri pasangan kita.

Allah memberikan perumpamaan yang sangat sederhana untuk kita mengerti tentang hakikat hubungan antara suami dan isteri. Suami isteri layaknya sebuah pakaian satu terhadap lainnya. Suami adalah pakaian untuk sang isteri, begitu pula sebaliknya isteri adalah pakaian bagi sang suami. Itulah yang Allah tegaskan di dalam surat Al Baqorah ayat 187 :

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ

نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ

أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ

فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا

وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ

الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا

تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ

فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ

يَتَّقُونَ

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(QS. 2:187)

 

Apa Gunanya Pakaian yang Kita Pakai ?

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي

سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ

آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Al-Araaf : 26)

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ

لَكُم مِّنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ

وَسَرَابِيلَ تَقِيكُم بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ

لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya). (An-Nahl : 81)

Secara fisik pakaian yang kita pakai memberikan beberapa fungsi buat kita. Untuk menutup aurat, menjadikan penampilan kita menarik dan indah serta melindungi kita dari terpaan udara luar yang secara langsung mengenai tubuh kita baik panas mau pun dingin. Kalau kita dan pasangan kita di ibaratkan pakaian oleh Allah Subhanawata’ala, lantas pertanyaan besar buat kita berikutnya adalah.

Apakah semua fungsi itu sudah kita lakukan terhadap pasangan kita ? Apakah sebagai suami atau pun isteri, kita sudah berupaya menutupi berbagai cacat atau kekurangan pasangan kita terhadap orang lain ? Apakah kita sudah menjadikan sosok pasangan kita menjadi sesuatu yang indah di mata orang lain ? Atau apakah kita sudah memfungsikan diri menjadi pelindung bagi pasangan kita ?

Aisyah radhiallahu‘anha bertutur,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا

ذَكَرَ خَدِيجَةَ أَثْنَى عَلَيْهَا فَأَحْسَنَ الثَّنَاءَ قَالَتْ فَغِرْتُ

يَوْمًا فَقُلْتُ مَا أَكْثَرَ مَا تَذْكُرُهَا حَمْرَاءَ الشِّدْقِ قَدْ

أَبْدَلَكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا خَيْرًا مِنْهَا قَالَ مَا أَبْدَلَنِي

اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرًا مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِي إِذْ كَفَرَ بِي النَّاسُ

وَصَدَّقَتْنِي إِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ وَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِي

النَّاسُ وَرَزَقَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِي أَوْلَادَ

النِّسَاءِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika menyebut tentang Khadijah maka ia pun memujinya, dengan pujian yang sangat indah. Maka pada suatu hari aku pun cemburu, maka aku berkata, “Terlalu sering engkau menyebut-nyebutnya, ia seorang wanita yang sudah tua. Allah telah menggantikannya buatmu dengan wanita yang lebih baik darinya.” Maka Nabi berkata, “Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan aku tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain.” (HR. Ahmad)

Dari penuturan Ummul mukminin Aisyah Radhiallahu’anha tersebut apa yang kita rasakan ? Sebuah sikap yang luar biasa dari suami terbaik di semesta alam ini. Bahkan ketika Khadijah sudah tidak lagi hadir dalam kehidupan Rasulullah, kita bisa merasakan begitu dalamnya cinta Rasul terhadap Khadijah. Seolah kita pun bisa merasakan keindahan diri seorang Khadijah hadir dalam ucapan itu. Betapa semua fungsi pakaian yang Allah sebutkan hadir dalam diri Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam terhadap Khadijah, begitu pula sebaliknya. Padahal Aisyah pun isteri yang sangat di cintai Rasulullah, bukankah Rasul bisa saja mengiyakan ucapan Aisyah untuk sekedar menggembirakan hatinya ?  Tapi tidak, karena Khadijah adalah pakaian terindah dan terbaik yang pernah Rasulullah miliki. Pakaian yang tidak sekedar menutupi, memperindah dan melindungi dirinya. Tapi sebuah pakaian yang mengiringinya dalam setiap langkah ketakwaan kepada Allah.

Khadijahlah orang yang pertama sekali beriman di saat semua orang kufur , dialah yang membenarkan setiap perkataan Rasul di saat semua orang mendustakannya, untuk setiap kebenaran yang Rasulullah bawa, Khadijah pun ikutberjuang dengan hartanya. Karena Khadijah tahu persis pribadi yang menjadi pakaian untuk dirinya adalah orang dengan akhlak yang sangat mulia. Lihatlah penilaian Khadijah terhadap Rasulullah sesaat setelah Rasulullah menerima wahyu pertama yang sangat mengagetkan dirinya. Saat itu Rasulullah dalam keadaan sangat cemas. Dan minta agar dirinya di selimuti. Rasulullah berkata

لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِى

Sungguh aku cemas atas diriku sendiri

كَلاَّ وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا ، إِنَّكَ

لَتَصِلُ الرَّحِمَ ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ ، وَتَقْرِى

الضَّيْفَ ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

Jangan takut, demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan engkau. Engkau selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran.”

Mungkin kita belum bisa memberikan yang terbaik buat pasangan kita. Belum bisa mengatur nafas rumah tangga kita dalam nafas ketakwaan. Tapi paling tidak, kita sudah harus mulai belajar untuk menjadi pakaian terbaik buat pasangan kita. Pakaian yang menutupi dirinya agar aurat atau hal-hal yang tidak di sukainya, tidak di ketahui oleh orang lain. Menjadikan diri pasangan kita terlihat indah serta melindungi dirinya dari segala sesuatu yang dapat melukai hati dan perasaannya.

Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahanNya dalam setiap kebaikan dan keburukan yang menerpa. Dan semoga Allah mengumpulkan kita semua dalam rumah tangga yang senantiasa di liputi oleh kebaikan.

Kecerdasan Emosi dalam Islam Bag. 1

Oleh: Yuli Amalia Husnil

Emosi adalah bagian yang tidak terelakkan dari kodrat kita sebagai manusia. Manusia tidak bisa memilih emosi mana yang ingin dia rasakan ketika melihat, mendengar, atau berada dalam suatu situasi. Namun manusia bisa memilih tindakan apa yang paling tepat dalam menghadapi emosi tersebut ketika ia muncul.

Islam tidak melulu tentang ibadah. Namun Islam adalah sistem yang lengkap mencakup seluruh aspek kehidupan. Islam menghargai semua komponen berbeda yang membentuk manusia termasuk emosi. Islam menawarkan sebuah aturan yang tujuannya untuk memaksimalkan potensi tiap individu dan sama sekali bukan untuk menekannya.

Emosi mendapatkan posisi yang penting dalam setiap ajaran islam sebagai elemen dasar qalbu manusia. Islam selalu mengajarkan kita untuk mengambil ‘yang tengah’ karena tujuan dari Islam adalah menciptakan keseimbangan sehingga setiap individu selalu berada dalam kondisi tenang dan merasa cukup dengan dirinya, alam sekitarnya, dan tentunya dengan Allah SWT. Kita dinasihatkan untuk menghindari emosi yang ekstrem seperti terlalu sedih atau terlalu bahagia. Karena semua yang ekstrem akan mengarahkan kita pada kehancuran.

Islam tidak terlalu menekankan kecerdasan berpikir (IQ) namun lebih memfokuskan pada kecerdasan emosi. Penelitian sudah membuktikan bahwa EI adalah faktor yang lebih menentukan kesuksesan seseorang baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. IQ justru bukan merupakan faktor utama.

Emotional intelligence (EI) atau kecerdasan emosi menggambarkan kemampuan, kapasitas, atau keahlian untuk membedakan, menilai, dan mengelola emosi diri, orang lain, dan kelompok. EI merupakan wilayah yang relatif baru dalam dunia penelitian di bidang psikologi dan pengertian EI selalu berubah.

 

Menurut beberapa psikolog dan ahli filsafat EI bisa dikelompokkan ke dalam lima kategori:

1. Self awareness (Kesadaran diri)

2. Managing emotions (Pengelolaan emosi)

3. Motivating oneself (Motivasi diri)

4. Recognizing emotions in others (Mengenali emosi orang di sekitar)

5. Handling relationships (Pengelolaan hubungan)

 

Insya Allah minggu depan kita akan membahas dengan rinci tiap aspek yang membangun kecerdasa emosi manusia.

 

Referensi:

1. http://islamandpsychology.blogspot.kr/2009/02/eq-and-islam.html

2. http://www.suhaibwebb.com/personaldvlpt/character/the-significance-of-emotions-in-islam/